Thursday, November 29, 2007

tentang:menulis

Eh, saya nulis lagi ah.

Bagaimana cara menulis yang baik ya? Sepanjang ingatan saya, beberapa kali saya pernah membaca kalimat seperti ini di blognya orang-orang (sekali lagi: saya tidak harus membuat link mereka satu persatu kan, saya itungannya termasuk gatek soal ini,lho).

Waktu kuliah semester pertama, saya mengambil mata kuliah pilihan Bimbingan Menulis. Saya dapat nilai C. Wah sedih dan rada jatuh mental saya. Ibu Julia (waktu itu) dengan tiga asdos yang waktu itu unreachable menyuruh kami membaca buku-buku sastra untuk rujukan, katakanlah Ayu Utami, Seno Gumira, dll. Waduh, saya yang datang dari daerah (ini istilah teman-teman yang lulus SMA-nya di Jakarta, lho) tidak pernah membaca buku sastra yang dikarang oleh orang Indonesia (apalagi sastra asing hehehe). Bacaan saya terakhir adalah terjemahan Sidney Sheldon. Selebihnya yah Lima Sekawan, Trio Detektif, Pasukan Mau Tahu, Tintin, Asterix, KhoPingHoo punya abang saya, Mira W punya kakak sepupu. Eh tapi ini tentang menulis kan ya, maap.

Nah ceritanya, saya mulai mempelajari menulis ala sastra itu, termasuklah asdos saya yang kemudian menelurkan beberapa novel, menjadi dosen filsafat, dan sekarang jadi pejabat di kampus saya itu. Tapi, tetap saja saya mulai ndak dong memahami makna tersirat dan tersurat. Saya rajin membeli kumpulan cerpen-nya seno. Beberapa jadi teman menjelang tidur. Haduh gawat deh.. nalar saya gak mampu nih..tapi waktu terus berlalu. Saya sibuk dengan mata kuliah lain dong.

Tingkat tiga, saya mulai panik. Saya musti mikirin menulis skripsi. Saya ambil mata kuliah pilihan (lagi): Seminar Skripsi, diajar dosen ganteng nan dingin (halah!). Rasanya saya yang paling gagal. Tidak maju-maju dari ide. Ide aja gak pernah diungkapkan dengan bahasa tulisan yang bagus. Impian terlalu tinggi untuk menulis sesuatu yang berbeda dari skripsi yang pernah ada. Saya jadi yang paling dicuekin idenya di kelas itu. Selalu menjadi yang paling terakhir di-review. Saya lupa dapat nilai apa. Yang jelas seminar itu tujuannya menghasilkan proposal skripsi yang siap dilaksanakan pada semester berikutnya. Dua sahabat saya maju dengan mulus. Teman saya mendapatkan dosen ganteng nan dingin sebagai pembimbing. Saya? Dapat temannya dosen ganteng nan dingin itu dong.

Saya yang paling tidak pede ketika itu. Saya jadi yang paling lambat mengumpulkan skripsi untuk dateline semester tersebut. Lebih panik, karena pembimbing saya menunjuk temannya -yang notabene dosen ganteng nan dingin- itu sebagai penguji. Waduh, seperti apa tulisan saya akan dinilai? Saya sidang di hari ulang tahun beliau, saya berdoa mudah-mudahan beliau dalam mood yang baik ketika menguji saya.
Hasilnya? Tulisan saya dianggap sangat bagus, dapat nilai A dong!

Cihuy, apakah dengan demikian saya sudah bisa menulis?
Oo oo.. saya tidak tahu.

Saya masih tetap seperti ini.
Saya tidak punya cita-cita muluk dengan blog saya ini. Blog abal-abal (kata sebuah blog yang saya singgahi --linknya?).

Tidak mengapa.
Sekarang saya diwajibkan menulis tesis yang sudah 2 tahun saya lupakan. Bulan depan, kalau tidak juga kelar.. DO (de-oo)..

tentang:blogging

Umm..lamanya nggak menulis apa-apa disini.
Umm.. padahal setiap hari menyinggahi blognya orang-orang, ikut tertawa, ikut sedih, ikut terinspirasi, ikut bingung, ikut-ikut (?)

Katanya (aduh, mesti di-link ke blog yang bersangkutan ga sih..masih bego.net nih soal ini) tidak harus menulis sesuatu yang serius atau menggemparkan dunia kalau mau ngeblog. Begitu kata orang-orang yang udah jadi seleb di ranah maya ini.

Kalau lagi singgah ke blognya orang-orang, wah macam-macam ada di pikiran saya.
Nulis cerita perkembangan anak dari ke hari, wah lucu juga ya. Tapi sepertinya saya bukan orang yang bisa nulis tentang itu. Jadi cukup membaca cerita beberapa teman saja.
Nulis menu makanan sehari-hari, wah keren. Tapi dari awal lagi saya sudah mendedikasikan diri sebagai pengunjung tetap blog-blog masakan, resep, dan kuliner beberapa orang kalau saya lagi kehabisan ide mau makan apa (catat: makan apa, bukan masak apa lho hehehe). Jadi cukup membaca resep beberapa teman saja.
Nulis politik, opini tentang situasi saat ini. Wah senang sekali, ada saja yang mengganggu pikiran saya tentang sesuatu. Tapi saya kok takut ya? Wih, udah ada blog-blog yang udah kadung ok buat dibaca, baik dari negaraku tercinta maupun dari 'negaraku' -judul lagu kebangsaannya- ini; yang sekarang jadi tempat saya bermukim. Rasanya selain baca koran lokal yang pastinya disini sangat dikontrol pemerintah, membaca blog mereka memberi persektif lain buat saya. Jadi cukup membaca opini mereka saja.

Tuh kan?
Saya nulis apa dong?

Saya sih tetap mau menulis apa yang saya suka.
Tapi saya kok ndak meninggalkan jejak di blog-blog yang saya kunjungi?
Saya malu? Saya takut blog saya dibilang ndak mutu? Meskipun saya tau dunia blog ini bukanlah dunia dimana orang berhak menilai dan memberikan penilaian atas blog orang lain. Suka tidak suka, yah begitulah adanya, ya kan?
Kalau gak suka baca, ya ndak usah ditengok-tengok lagi. Kecuali saya mau jadi seleblog juga hahahaha..

Ok deh,
saya siap memulai 'belajar' menulis.